Api Berkobar Besar Ditambah Tiupan Angin Kencang |
Surya Indonesia, Gresik
Sedikitnya 7 buah stand di jalan Siti Fatimah Binti Maimun kelurahan Ngipik hangus terbakar. Teriknya matahari dan kencangnya angin membuat sijago merah sulit ditaklukkan. Enam mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk mematikan kebakaran tersebut.
Menurut salah satu pemilik stand pembuatan batu akik, Rahmat menuturkan api tidak bisa dikendalikan karena angin kencang. Dirinya menduga api berasal dari tumpukan sampah yang ada di belakang stand. Karena banyak pengendara yang meintas, dimungkinkan akibat puntung rokok yang dibuang di tumpukan sampah.
“Kemungkinan besar dari puntung rokok yang dibuang ditumpukan sampah belakang stand warung kopi sebelah. Itu kan tumpukan sampah dan juga alang alang yang berdekatan dengan warung warung ini, apinya besar dan cepat,” ungkap Rahmat yang juga standnya habis terbakar, Senin (21/9).
Kejadian kebakaran tersebut pada pukul 13:37, saat pemadam kebakaran tiba terlihat api sudah memakan separuh stand yang dipakai sebagai warung kopi remang-remang milik Sumarlin. Akibat teriknya panas matahari dan juga kencangnya angin, api sulit ditaklukkan.
” Ada enam unit damkar yang ikut memadamkan, dari Semen Gresik, Petrokimia dan Pemkab Gresik, sulitnya memadamkan api adalah angin dan juga panas matahari yang mengeringkan alang alang di belakanh stand stand tersebut,” ungkap M Suroto salah satu anggota Damkar Pemkab Gresik.
Diketahui, ketujuh stand terebut milik Suparni, Jumadi, Sumarlin, Alimin dan Rahmat. Meski tidak ada korban, namun kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Hingga pukul 3:30 terlihat pasukan Damkar Pemkab Gresik masih melakukan pembasahan lokasi guna melokalisir.
Api cepat merembet dan melalap empat warung yang berdiri di atas tanah milik Semen Gresik itu, karena letaknya berdampingan dan banyaknya bahan yang mudah terbakar. Meski tidak ada korban jiwa, musibah itu kini masih dalam penanganan pihak kepolisian setempat.
Sedangkan empat ekor kambing yang ikut terpanggang itu diketahui milik Sumarlan (54), warga Lamongan sekaligus pemilik warung yang terbakar. "Penyebabnya saya belum tahu. Selain meludeskan bangunan berikut isi warung ada 4 ekor kambing ikut terpanggang," ujar Sumarlan dengan mimik sedih.
Sumarlan menambahkan, api tersebut datangnya tak disangka-sangka. Terkait empat ekor kambing menurut dia rencananya akan dijadikan sebagai hewan kurban.
"Empat ekor kambing itu rencananya untuk kurban. Namun akibat kejadian ini semuanya ludes tak tersisa," katanya dengan suara parau.
Dari kesaksian Ima (27), warga Randuagung yang saat itu sedang menjaga warung milik budenya, datangnya api begitu cepat. Bahkan, wanita ini juga tak sempat menyelamatkan barang dagangannya. Dalam sekejap mata, semua barang di dalam warung ludes.
"Semuanya habis saya juga tidak tahu dari mana datangnya api. Tahu-tahu ada yang berteriak kebakaran hingga saya panik dan bergegas keluar dari warung untuk menyelamatkan diri," beber Ima dengan wajah pucat.
Sejumlah mobil pemadam kebakaran (damkar) milik pemerintah daerah dan Petrokimia Gresik, dikerahkan di lokasi kebakaran. Hanya saja, usaha petugas damkar untuk menyelamatkan warung yang ada tak berhasil. Ini karena api berkobar besar ditambah tiupan angin kencang. (sp)
Posting Komentar
Posting Komentar