Zainal Arifin MK saat menjadi pembicara di Forum Komunikasi Kemitraan Anggota dan Sekertariat DPRD Kabupaten Gresik, Bersama Komunitas Wartawan Gresik (KWG) |
Surya Indonesia, Gresik
Humas Sekretariat DPRD Gresik kedua kali di tahun 2015 menggelar Forum Komunikasi Kemitraan Anggota dan Sekertariat DPRD Kabupaten Gresik, Bersama Komunitas Wartawan Gresik (KWG). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Agro Wonosari PTP Nusantara XII Persero Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Sabtu (28/11), ini melibatkan segenap anggota DPRD Gresik dan wartawan.
Dalam Sesi pertama diisi dengan pemberian materi seputar dunia Wartawan yang disampaikan oleh Akademisi dari AWS yaitu Zainal Arifin Emka. Materi yang disampaikan berjudul Wartawan Juga Bisa Salah. “Ini judul buku yang pernah saya tulis, dan mendapat kritik seolah menggambarkan kesombongan saya,” kata Zainal Arifin. Menurut Zainal dunia wartawan bagian dari bisnis informasi. Dan semua bisnis membutuhkan sebuah kepercayaan. “Bisnis kotor pun butuh dijalankan dengan benar, misalnya jualan narkoba ternyata yang dijual Aspirin, itu penjualannya sudah tak dipercaya,” katanya. Sampai saat ini tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Media masih tinggi. Sehingga wartawan harus menulis secara akurat dan penuh etika. Zainal Arifin Emka mengatakan “Wartawan sebenarnya bisa menimbulkan persoalan, jika tak memiliki dasar pengetahuan”. Seperti seorang pilot yang belajar terbang sudah menggendalikan pesawat komersial. Atau dokter muda yang tiba-tiba memimpin sebuah Operasi Besar.
Sehingga wartawan yang tak menjujung etika dan menulis seenaknya bisa merusak reputasi orang, menyesatkan, menyulut kepanikan, menghasut tindak kekerasan dan mengobarkan permusuhan.
Namun demikian, Zainal juga mengkritik nara sumber yang tertutup. Dia meminta narasumber terbuka dan menyampaikan segamblang-gamblangnya terkait sebuah persoalan. “Wartawan kalau tidak bisa mengkonfirmasi narasumber utama maka dia bisa menjadikan satpam, sopir dan tetangga sebagai narasumber,” katanya. Zainal juga mengungkapkan, cara menjaga hubungan yang harmonis antara wartawan dengan narasumbernya, dapat dilakukan melalui rasa saling menghargai posisi dan profesi masing-masing. “Kalau menghadapi kesalahan, (narasumber) harus segera bertindak untuk mengklarifikasi jangan menghindar,” katanya. Jika tidak ada perbaikan terkait kesalahan, maka dia menerangkan, bahwa berita yang sudah masuk ke dalam dunia maya (internet), akan menjadi informasi yang salah. Lalu, diakses secara “continue” oleh pembaca. (sp)
Dalam Sesi pertama diisi dengan pemberian materi seputar dunia Wartawan yang disampaikan oleh Akademisi dari AWS yaitu Zainal Arifin Emka. Materi yang disampaikan berjudul Wartawan Juga Bisa Salah. “Ini judul buku yang pernah saya tulis, dan mendapat kritik seolah menggambarkan kesombongan saya,” kata Zainal Arifin. Menurut Zainal dunia wartawan bagian dari bisnis informasi. Dan semua bisnis membutuhkan sebuah kepercayaan. “Bisnis kotor pun butuh dijalankan dengan benar, misalnya jualan narkoba ternyata yang dijual Aspirin, itu penjualannya sudah tak dipercaya,” katanya. Sampai saat ini tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Media masih tinggi. Sehingga wartawan harus menulis secara akurat dan penuh etika. Zainal Arifin Emka mengatakan “Wartawan sebenarnya bisa menimbulkan persoalan, jika tak memiliki dasar pengetahuan”. Seperti seorang pilot yang belajar terbang sudah menggendalikan pesawat komersial. Atau dokter muda yang tiba-tiba memimpin sebuah Operasi Besar.
Sehingga wartawan yang tak menjujung etika dan menulis seenaknya bisa merusak reputasi orang, menyesatkan, menyulut kepanikan, menghasut tindak kekerasan dan mengobarkan permusuhan.
Namun demikian, Zainal juga mengkritik nara sumber yang tertutup. Dia meminta narasumber terbuka dan menyampaikan segamblang-gamblangnya terkait sebuah persoalan. “Wartawan kalau tidak bisa mengkonfirmasi narasumber utama maka dia bisa menjadikan satpam, sopir dan tetangga sebagai narasumber,” katanya. Zainal juga mengungkapkan, cara menjaga hubungan yang harmonis antara wartawan dengan narasumbernya, dapat dilakukan melalui rasa saling menghargai posisi dan profesi masing-masing. “Kalau menghadapi kesalahan, (narasumber) harus segera bertindak untuk mengklarifikasi jangan menghindar,” katanya. Jika tidak ada perbaikan terkait kesalahan, maka dia menerangkan, bahwa berita yang sudah masuk ke dalam dunia maya (internet), akan menjadi informasi yang salah. Lalu, diakses secara “continue” oleh pembaca. (sp)
Posting Komentar
Posting Komentar