ISDIANTO SETIAWAN |
Masih muda, sukses menjadi pengusaha adalah dambaan banyak orang. Akan tetapi tidak mudah untuk mencapainya, jika tidak dibarengi dengan pendidikan yang tinggi dan modal yang cukup. Meskipun demikian tidak berarti hal itu mustahil, contohnya mas Wawan (panggilan akrab Isdianto Setiawan (32)) yang kini sukses di usia muda menjadi pengusaha rambu lalu lintas yang pemasarannya menjangkau hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Keberhasilan mas Wawan bukan semata-mata keberuntungan melainkan karunia Tuhan berkat usaha kerasnya yang gigih dalam memperjuangkan hidup sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Tekadnya yang bulat dalam mengambil keputusan untuk menekuni bisnis usaha rambu lalu lintas sekarang telah membuahkan hasil. Omsetnya sudah mencapai milyaran rupiah. Namun kesuksesan itu tidak lantas membuatnya berubah sombong dan lupa diri. Kesuksesannya membuatnya tetap rendah hati dan dermawan, bahkan telah menjadikan berkah bagi masyarakat di Desa dan lingkungan sekitarnya yang turut menikmatinya dalam bentuk sumbangan maupun amal jariyah seperti zakat, bantuan mobil untuk kegiatan sosial di desa dan partisipasi yang diberikan bagi siapa pun yang membutuhkan. Mas Wawan juga sering mengadakan acara keagamaan dan kegiatan sosial di kediamannya yang melibatkan keluarganya, karyawan dan warga di sekitarnya.
Untuk bisa menjadi pengusaha sukses seperti mas Wawan sekarang tidaklah mudah memperolehnya semua diperoleh dengan penuh perjuangan. Diperlukan kegigihan dan kesabaran. Awalnya yang ia ingat adalah memulai dengan pergi ke Jakarta berbekal sebuah tas dengan pakaian seadanya serta ijazah STM. Di sana ia mengadu nasib tanpa pilih-pilih pekerjaan. Waktu itu seingatnya tahun 2005 dirinya sempat berpikir ingin menjadi TKI menyusul saudaranya di Malaysia. Namun tidak jadi berangkat karena faktor keuangan dan sulitnya mengurus prosedur. Ia pun memilih bertahan di Jakarta dengan bekerja dari proyek ke proyek lain dengan gaji pas-pasan. “Maklum, hanya berbekal pengalaman minim dan ijazah STM sulit cari pekerjaan di Jakarta.” Ucap mas Wawan pada salah satu media yang berkunjung ke rumahnya. Setiap beberapa lama mencoba mengadu keberuntungan di Jakarta kemudian mas Wawan menerima tawaran kerja yang sama namun berbeda lokasi yaitu di Bandung Jawa Barat. Dengan bekal 1 tahun bekerja di perusahaan PT. LEN di kota kembang itu kemudian dirinya memutuskan pulang kampung dan memberanikan diri untuk merintis usaha sendiri sebagai tenaga trampil di bidang elektronik atau jaringan listrik arus lemah. Disini ia berjuang dan berjuang serta berdoa hingga akhirnya memperoleh kesuksesan menjadi pengusaha muda dan dikenal sebagai teknisi sekaligus BOS Lampu Traffic Lightatau stopan.
Mula perjalanannya memang cukup panjang dalam mencari proyek dengan cara door to doordi setiap instansi Dinas Perhubungan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kala itu mas Wawan baru mempunyai 2 orang karyawan, kemudian berkembang sampai memiliki 2 buah workshop seluas 25 x 30 m2 dekat rumahnya. Lalu perusahaannya semakin berkembang dan dikenal dengan nama CV. WAHYU JAYA dan PT. QIARA UTAMA.
“Perusahaan kami bergerak di bidang penyedia dan pabrikasialat perlengkapan keselamatan jalan. Mulai dari traffic light, warning light, lampu lalu lintas, lampu hati-hati, rambu lalu lintas, pelican, crossing traffic light (PCTL), PJU Solar sel, EWS, barikade, traffic cone, rambu laut, lampu suar, lampu pandu pelabuhan, paku marka, delineator dan lain-lain. “Kata pengusaha muda sukses asli Gandusari ini.
Mencari keberadaan kantor pemasaran dan workshopnya tidaklah sulit, yaitu CV. Wahyu Jaya beralamatkan di Desa Tambakan RT. 05 RW. 05, Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar Jawa Timur Telp. (0342) 694190, Fax. (0342) 5697713, HP. 081556688600 / 081252241919. (As)
Posting Komentar
Posting Komentar