Surya Indonesia
Di Tuding Arogan, PLN Takalar Di Demo

Takalar, Surya Indonesia
Sikap arogan dan sewenang wenang yang di lakukan oleh pihak PLN Takalar berbuntut panjang, Sejumlah pemuda dan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembara Kabupaten Takalar akhirnya menggelar aksi unjuk rasa di kantor PLN Rayon Takalar, Rabu (31/8).
Aksi ini adalah buntut  dari pencabutan secara paksa aliran listrik di kantor LSM Lembara di Perumahan Istana Permai Takalar pekan lalu. dimana, pencabutan aliran tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada  pihak Lembara. Bahkan, kendati pihak Lembara bermohon agar aliran listrik disambung kembali, pihak PLN menolak.
Koordinator aksi, Hasan dalam aksinya di depan kantor PLN Takalar mengatakan jika PLN harusnya memberitahukan ke pelanggan sebelum mencabut aliran listrik. Apalagi, kata dia, sudah beberapa bulan kantor mereka tidak ditempati. “Minimal menyampaikan ke tetangga soal surat pemberitahuan. Tapi ini tidak sama sekali,” kata Hasan.
Hasan mengaku, pihak Lembara siap membayar denda agar sambungan listrik di kantor mereka dipasang kembali. Namun, pihak PLN bersikeras. PLN mengaku meterannya sudah dibongkar.
“Kami harap PLN Wilayah Sulselbar segera mencopot Manajer PLN Rayon Takalar yang telah berbuat sewenang-wenang,” teriak Hasan.
Sementara itu, pendiri Lembara, Faisal Amir mengaku jika kantor itu memang sudah jarang ditempati. Apalagi, ia lebih banyak beraktivitas di Makassar karena menjadi anggota KPU Sulsel.
“Saya sudah jarang mengontrol sekretariat Lembara. Tapi, walaupun demikian, harusnya PLN memberi tahu kami, minimal melalui surat soal tunggakan. Apalagi setiap bulan kan pembayarannya hanya Rp50 ribu. Sebenarnya rutin kami bayar, hanya karena kami sering di Makassar sehingga kami lupa,” kata Faisal, kemarin.
Faisal mengaku sudah datang menghadap ke PLN Takalar pekan lalu dan menyatakan siap membayar tunggakan dan dendanya. “Tapi saya minta tetap meteran analog (prabayar) bukan pascabayar. Tetapi PLN bersikeras karena meteran kamisudah dibongkar dan harus memakai meteran digital,” kata Faisal.
Namun, saat pengurus Lembara lainnya datang menghadap, petugas PLN malah mengaku jika meteran itu belum dimusnahkan. “Saat saya menghadap katanya sudah dimusnahkan, tapi saat pengurus saya datang, katanya akan dimusnahkan. Artinya saya dibohongi,” kata anggota KPU Sulsel ini.
Bukan hanya itu saja. Saat meteran dibongkar, sejumlah tetangga di Istana Permai sempat bertanya ke petugas PLN. “Tapi saat itu petugas PLN mengaku ke tetangga ingin memperbaiki, bukan membongkar,” katanya.
Atas peristiwa ini, Faisal mengaku akan melaporkan PLN Takalar ke YLKI Sulsel dan Ombudsman Sulsel. (TIM SULSEL-BAR).

Posting Komentar

 
Top