Yusuf 14 tahun korban kekerasan dalam lingkungan sekolah SMP Negeri 4 Takalar |
Surya Indonesia, Takalar
Dunia pendidikan di Kabupaten Takalar kini kembali tercoreng, Sekolah yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu, menjadi ajang adu jotos dan tindak kekerasan.
Adalah SMP Neg. 4 Takalar yang berda di Kecamatan Polsel (Kamis, 28/1/2016), telah terjadi kekerasan dan penganiayaan di dalam salah satu ruangan kelas, Yusuf 14 tahun yang menjadi korban, mengalami beberapa luka di tubuhnya, termasuk luka lebam berwarna biru di sekitar mata sebelah kanan.
Pelaku atas nama Diki Wahyudi 14 Tahun, yang juga adalah teman kelas korban, tidak bisa di temui oleh awak media, karena sengaja di sembunyikan oleh pihak sekolah. Oleh orang tua korban “Irwan Hasan Tiro” kasus ini telah dilaporkan pada pihak yang berwajib dengan nomor laporan polisi : LP / 15 / I / 2016 / SPKT.
Menurut keterangan korban, saat wawancara dengan awak media ini mengatakan “awalnya kami hanya bermain-main, tiba tiba pelaku mencekik leher saya, lalu saya berusaha melepaskan tangannya, karen sakit, tapi kemudian si diky (pelaku) membentur benturkan kepala saya ke tembok kelas, tidak berhenti sampai di situ saja, pelaku kemudian meninju muka dan mata saya beberapa kali” ungkapnya sambil menangis.
Pada saat kejadian perkara itu pada jam istirahat, sehingga tidak ada seorang pun guru yang melihat langsung kejadian, hanya beberapa orang teman teman kelasnya, setelah kejadian itu barulah korban di bawa ke ruang UKS oleh salah seorang guru untuk dilakukan pertolongan dan pengobatan pada luka-luka yang di derita oleh korban.
Saat awak media ini berada di lokasi, orang tua korban sempat marah dan mengamuk, karena salah seorang oknum guru yang bernama “HAMKA” mengeluarkan kata-kata yang menyudutkan anak korban, “itu yusuf yang memulai memukul pelaku”, namun sementara saat di konfirmasi semua saksi yang ada di TKP mengatakan, bahwa guru yang bernama Hamka itu tidak berada di TKP, dan tidak melihat langsung kejadian perkara, sehingga ada kesan oknum guru yang bersangkutan sengaja melindungi pelaku, entah apa maksud di balik semua itu.
Sementara itu, kepala sekolah SMP Neg 4 “Subaedah” yang di konfirmasi terkait masalah ini, membenarkan telah terjadinya penganiayaan salah seorang siswa oelh temannya sendiri di dalam lingkungan sekolah. “saya sangat kaget, karena pada saat kejadian saya tidak berada di lokasi karena ada kegiatan di luar, saya di telpon oleh salah seoran guru, kalau telah terjadi penganiayaan salah seorang siswa yang bernama Yusuf di dalam ruang kelas sembilan, dengan pelaku Diky”.
Subaedah menambahkan. “saya sebagai kepala sekolah di sini, berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari, kami akan memperketat keamanan dan kontrol, kalau memang siswa yang bersangkutan tidak bisa lagi di bina, maka kami akan mengeluarkan yang bersangkutan di sekolah ini” ungkapnya.
Di lain pihak, orang tua korban “Irwan Hasasn Tiro” sangat menyayangkan sikap yang diambil oleh kepala sekolah yang terlalu dingin menyikapi masalah tersebut, dia juga meminta agar sebaiknya kepala sekolah SMP Neg.4 Takalar segera di copot dari jabatannya, karena di nilai lalai dalam membuat standar pengamanan saat proses belajar mengajar di sekolah, selain itu orang tua korban juga meminta kepada pihak aparat penegak hukum agar segera mengamankan pelaku penganiayaan, selain itu dirinya menyayangkan sikap salah seorang oknum guru yang bernama Hamka, yang seolah-olah membela pelaku penganiayaan. (TIM SULSEL-BAR).
Dunia pendidikan di Kabupaten Takalar kini kembali tercoreng, Sekolah yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu, menjadi ajang adu jotos dan tindak kekerasan.
Adalah SMP Neg. 4 Takalar yang berda di Kecamatan Polsel (Kamis, 28/1/2016), telah terjadi kekerasan dan penganiayaan di dalam salah satu ruangan kelas, Yusuf 14 tahun yang menjadi korban, mengalami beberapa luka di tubuhnya, termasuk luka lebam berwarna biru di sekitar mata sebelah kanan.
Pelaku atas nama Diki Wahyudi 14 Tahun, yang juga adalah teman kelas korban, tidak bisa di temui oleh awak media, karena sengaja di sembunyikan oleh pihak sekolah. Oleh orang tua korban “Irwan Hasan Tiro” kasus ini telah dilaporkan pada pihak yang berwajib dengan nomor laporan polisi : LP / 15 / I / 2016 / SPKT.
Menurut keterangan korban, saat wawancara dengan awak media ini mengatakan “awalnya kami hanya bermain-main, tiba tiba pelaku mencekik leher saya, lalu saya berusaha melepaskan tangannya, karen sakit, tapi kemudian si diky (pelaku) membentur benturkan kepala saya ke tembok kelas, tidak berhenti sampai di situ saja, pelaku kemudian meninju muka dan mata saya beberapa kali” ungkapnya sambil menangis.
Pada saat kejadian perkara itu pada jam istirahat, sehingga tidak ada seorang pun guru yang melihat langsung kejadian, hanya beberapa orang teman teman kelasnya, setelah kejadian itu barulah korban di bawa ke ruang UKS oleh salah seorang guru untuk dilakukan pertolongan dan pengobatan pada luka-luka yang di derita oleh korban.
Saat awak media ini berada di lokasi, orang tua korban sempat marah dan mengamuk, karena salah seorang oknum guru yang bernama “HAMKA” mengeluarkan kata-kata yang menyudutkan anak korban, “itu yusuf yang memulai memukul pelaku”, namun sementara saat di konfirmasi semua saksi yang ada di TKP mengatakan, bahwa guru yang bernama Hamka itu tidak berada di TKP, dan tidak melihat langsung kejadian perkara, sehingga ada kesan oknum guru yang bersangkutan sengaja melindungi pelaku, entah apa maksud di balik semua itu.
Sementara itu, kepala sekolah SMP Neg 4 “Subaedah” yang di konfirmasi terkait masalah ini, membenarkan telah terjadinya penganiayaan salah seorang siswa oelh temannya sendiri di dalam lingkungan sekolah. “saya sangat kaget, karena pada saat kejadian saya tidak berada di lokasi karena ada kegiatan di luar, saya di telpon oleh salah seoran guru, kalau telah terjadi penganiayaan salah seorang siswa yang bernama Yusuf di dalam ruang kelas sembilan, dengan pelaku Diky”.
Subaedah menambahkan. “saya sebagai kepala sekolah di sini, berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari, kami akan memperketat keamanan dan kontrol, kalau memang siswa yang bersangkutan tidak bisa lagi di bina, maka kami akan mengeluarkan yang bersangkutan di sekolah ini” ungkapnya.
Di lain pihak, orang tua korban “Irwan Hasasn Tiro” sangat menyayangkan sikap yang diambil oleh kepala sekolah yang terlalu dingin menyikapi masalah tersebut, dia juga meminta agar sebaiknya kepala sekolah SMP Neg.4 Takalar segera di copot dari jabatannya, karena di nilai lalai dalam membuat standar pengamanan saat proses belajar mengajar di sekolah, selain itu orang tua korban juga meminta kepada pihak aparat penegak hukum agar segera mengamankan pelaku penganiayaan, selain itu dirinya menyayangkan sikap salah seorang oknum guru yang bernama Hamka, yang seolah-olah membela pelaku penganiayaan. (TIM SULSEL-BAR).
Posting Komentar
Posting Komentar